10 Cara Budidaya Ikan Discus dengan Baik dan Benar Bagi Pemula

Hello guys, selamat datang website Dota 2 Indonesia. Saya akan berbincang-bincang tentang “Ikan Discus“. Berikut ulasannya secara lengkap dibawah ini:

Cara-Budidaya-Ikan-Discus

Diskus yang di juluki ratu ikan hias air tawar ini telah mengawali perjalannya dari habitat aslinya ke aquarim di lokasi tinggal kita. Aslinya ikan ini berasal dari terpencil rimba Amazon, Brazil yang familiar kaya akan pelbagai species tanaman dan binatang. Diskus ialah salah satu ikan hias air tawar yang tidak sedikit peminatnya. tentang sistematikanya ada tidak banyak perdebatan, tidak sedikit orang mengklaim menurut lokasi asal, warna dan format luarnya.

Ikan yang berbentuk laksana kue dadar ini di lengkapi dengan keindahan warna dan format tubuhnya. Jika pada lazimnya ikan hias mempunyai format tubuh memanjang, diskus tidaklah demikian. Bentuk diskus unik laksana cakram atau kue dadar. Warnanya paling unik dan manarik cocok dengan strain dan keturunannya.


Cara Budidaya Ikan Discus

Berikut dibawah ini merupakan cara budidaya ikan discus, yakni sebagai berikut:


Pembenihan

Berikut dibawah ini merupakan cara pembenihan, yakni sebagai berikut:


  1. Pemilihan Induk

Pemilihan induk mesti tepat supaya anak yang dihasilkan berbobot | berbobot | berkualitas dan bernilai jual tinggi. Induk yang baik mesti tanpa cacat, sehat, terlihat aktif, bentuknya proporsional, ukurannya terbesar salah satu kelompok umurnya, gemuk, mulutnya relatif besar, dan berumur lebih dari setahun. Induk diskus paling susah dipaksakan berpasangan sehingga seringkali dibiarkan memilih pasangannya sendiri dalam kumpulan calon induk. Bila telah tampak berpasangan dengan terus berenang bareng maka pasangan induk itu dapat diceraikan dari kelompoknya.


  1. Membedakan Induk Jantan dan Betina

Membedakan diskus jantan dan betina bakal lebih mudah dilaksanakan jika anda dihadapkan dengan sekumpulan calon induk yang dibesarkan bareng dan berasal dari wadah yang sama. Dalam sekumpulan itu, diskus jantan lazimnya mempunyai postur tubuh yang lebih banyak dengan format forehead lebih kekar atau kasar. Sementara itu, diskus betina lazimnya berukuran lebih kecil dengan format forehead lebih halus.

Membedakan kelamin diskus disaksikan dari betuk mulut dan hidung. Pada diskus dewasa, betina mempunyai bibir yang simetris, sama besar antara bibir atas dengan bibir bawahnya. Sedangkan diskus jantan, bibir atasnya lebih menonjol. Jika menyaksikan hidungnya, maka jantan mempunyai format agak bengkok, berbeda dengan betina yang hidungnya berbentuk lurus. Dilihat dari selama sirip dubur, pada diskus jantan rata-rata lurus sementara pada diskus betina bentuknya membulat. Melihat gerakannya, diskus jantan memiliki pergerakan yang lebih agresif dari diskus betina.

Cara beda untuk memisahkan diskus jantan dan betina ialah dengan menyaksikan alat kelamin genitalnya. Diskus betina mempunyai organ genital yang berbentuk lonjong dengan ujung menumpul atau berbentuk elips. Diskus jantan berbentuk bulat dengan panjang selama 1,5 mm.


  1. Ciri-Ciri Ikan Diskus Siap Pijah

Ikan diskus yang siap mijah lazimnya ditandai dengan mengasingkan diri dari rekan-rekannya dalam satu wadah pemeliharaan.Ikan diskus termasuk ikan yang setia pada pasangannya, karena tersebut ikan diskus tidak dapat dipijahkan di samping dari pasangannya tersebut.

Pasangan ini lalu anda pisahkan ditempat tersendiri dan terus diamati. Pasangan yang lengket terus sudah lumayan sebagai garansi bahwa mereka jantan dan betina. Calon induk jantan mesti berumur 15 bulan, sementara induk betina berumur 12 bulan sehingga pantas untuk dipijahkan.


  1. Tempat Pemijahan

Pemijahan diskus telah bukan masalah lagi untuk peternak maupun hobiis. Namun, sebab harganya mahal dan tidak sedikit penggemarnya maka pemijahannya usahakan dilaksanakan dengan seksama. Biasanya diskus dipelihara dalam akuarium, demikian pula dalam proses pemijahannya. Wadah yang di pakai untuk memijahkan ikan diskus berupa akuarium dengan ukuran 60 x 50 x 50 cm guna satu pasang induk. Air guna pemeliharaan dan pemijahan mesti bening dengan suhu berkisar antara 28-300C dengan pH 5-6.

Selain hal air, kadar oksigen pun harus diperhatikan, kadar oksigen yang berlimpah paling dibutuhkan. Bagi mendapatkannya dipakai aerator yang bertugas mensuplai oksigen kedalam air pemeliharaan. Karena sifat telur diskus menempel, maka lokasi telur yang harus disiapkan ialah pecahan genteng, pot dan pralon diameter 4 inci yang dipasang tegak di tengah akuarium setinggi air dalam akuarium. Untuk lokasi telur ini mesti di permukaan benda yang licin, yang dimurnikan terlebih dulu.


  1. Pemijahan ikan discus

Proses pemijahan ikan discus dibuka dari pemilihan bibit indukan yang baik dengan kriteria-syarat ; tidak cacat, aktif, sehat, berumur lebih dari 1 tahun dan ukuran badannya proporsional. Biasanya ikan discus bakal memilih sendiri pasangannya, dan setelah mengejar pasangannya baru pasangan ikan discus jantan dan betina itu diceraikan dari kumpulan dengan ditempatkan di aquarium pemijahan. Proses pemijahan seringkali terjadi sekitar 2 minggu dan dalam satu bulan ikan discus betina mulai bertelur.


  1. Penetasan Telur

Sarang telur seringkali dibuat dari potongan paralon yang ditaruh di pojok atau tengah akuarium pada posisi berdiri. Seperti halnya ikan lain, induk diskus juga akan mencuci sarangnya sebelum menempatkan telur-telurnya.

Sifat ikan ini paling unik, yakni telur dan larvanya tidak dapat diceraikan dari induknya. Oleh sebab itu, telurnya tidak diceraikan dari induknya dan tidak dipedulikan menetas dalam wadah pemijahan. Telur-telur itu akan menetas dalam masa-masa 2-3 hari. Larva ini bakal terus menempel pada induknya sampai berumur seminggu.

Biasanya larva bakal mulai berenang sesudah berumur seminggu. Walaupun sudah dapat berenang, tetapi larva itu akan tidak jarang menempel pada induknya sampai berumur 21 hari. Beberapa pakar melafalkan bahwa larva diskus itu memakan lendir yang terbit dari tubuh induknya atau tidak jarang disebut “menyusu” pada induk. Ada pun pakar yang percaya bahwa larva ini diberi pakan melewati mulut induknya.

Walaupun ikan ini familiar dengan sifatnya mengasuh telur dan anaknya, tetapi ada pun induk yang memakan telurnya sendiri. Sementara larva yang sudah dapat berenang tidak bakal dimakan induknya. Oleh sebab itu, seringkali peternak memberi sekat untuk memberi batas induk dengan telurnya. Sekat tersebut tercipta dari kawat halus yang dilingkarkan ke sarang. Adanya sekat ini mengakibatkan induk tidak dapat menjangkau telurnya.


Pembesaran

Berikut dibawah ini merupakan cara pembesaran ikan discus, yakni sebagai berikut:


  • Pemeliharaan Larva Dan Anakan Ikan Discus

Ada urusan yang menarik dari ikan discus, telur-telur yang didapatkan setelah menetas menjadi larva bakal menempel pada tubuh induknya guna memakan lendir dari tubuh induknya. Telur-telur ikan discus lazimnya menetas sesudah berumur 2 – 3 hari. Anakan ikan discus tidak dipedulikan menempel pada tubuh induknya hingga berumur +- 1 bulan. Setelah umur satu bulan anakan ikan discus diceraikan untuk ditempatkan dalam aquarium pembesaran. Satu indukan ikan discus seringkali bisa menghasilkan telur selama 100 buah dalam sekali proses pemijahan.


  • Pakan Ikan Diskus

Di alam liar, ikan diskus adalahomnivora oportunistik yang memakan inverterbtara serta tumbuhan. Saat mereka makan, mereka bakal mengulum makanan mereka, meludahkannya, lantas menangkapnya kembali kemudian menelannya. Secara umum diskus tak punya persyaratan santap khusus. Mereka dapat tumbuh melulu dengan makanan ikan biasa yang kaya protein.

Walau demikian, diskus kadang bersikap hati-hati terhadap makanan baru, mereka telah biasa memilih guna tak santap berhari-hari daripada mengkonsumsi makanan baru. Setelah berpuasa selama sebulan, lazimnya diskus bakal menerima makanan baru begitu saja, tetapi jangka masa-masa tersebut pasti akan menghambat pertumbuhannya.

Metode “membuat kelaparan” ini tak dianjurkan untuk memaksa diskus santap sesuatu.Sebaiknya, campurkan santap baru itu dengan makanan yang sebelumnya telah digemari diskus. Seiring dengan waktu, diskus bakal mulai menerima makanan baru itu dan makanan lamanya dapat dihilangkan.

Hati sapi atau babi seringkali diserahkan pada diskus untuk memperindah warna tubuhnya serta mempercepat pertumbuhannya. Walau demikian, sejumlah orang yang memikirkan akibat jangka panjang dari pemberian protein mamalia pada ikan mulai menggeser kelaziman itu. Mereka mengubah hati sapi atau babi tersebut dengan diet berupa krill, yakni sebuah krustasea serupa-udang.

Sebenarnya diskus menyenangi mangsa yang hidup dan berukuran kecil, jadi makanan itu tepat bila diserahkan dalam jangka panjang. Di samping krill, makanan beda yang dsukai diskus ialah cacing hitam, cacing darah, udang air asin, dan larva nyamuk. Hal yang perlu diacuhkan saat memberi mangsa hidup ialah kemungkinan adanya parasit serta bakteri pada mangsa tersebut.

Untuk dalil ini sangat dianjurkan untuk tidak memberi cacing tubifex hidup sama sekali, sebab praktis menghilangkan seluruh bakteri dari tubuh mereka adahal urusan yang tak mungkin. Disarankan untuk melakukan pembelian makanan hidup di pengecer akuarium, dan bila berkeinginan memberikan tubifex pun, pilihlah balok-balok tubifex freeze dried karena seluruh parasit dan bakteri sudah mati dalam proses ini.

Jika makanan hidup tak tersedia, makanan produksi juga boleh. Sebaiknya pilih makanan berbentuk granula berbobot | berbobot | berkualitas tinggi. Makanan berbentuk serpihan (flakes) pun bagus tetapi yang berbentuk granula dapat menahan vitamin, mineral, dan sekian banyak unsur kelumit lainnya dengan lebih baik dari pada serpihan.

Telur ikan diskus mesti diberi santap cacing darah beku, hati sapi, Tetra Color Bits, udang air asin (hidup/beku), atau cacing putih hidup. Jika memberi santap hati sapi, perhatikan supaya tak terdapat sedikitpun yang tersisa karena tersebut akan mencemarkan air dengan segera. Tubifex atau cacing hitam hidup tak boleh diserahkan pada diskus kapanpun, sebab mereka bakal menghadirkan parasit ke dalam tengki.

Walaupun pakan dari larva berasal dari induknya, tetapi akan lebih baik lagi bakal lebih baik lagi ditambahkan Nauplius artemia atau kutu air saring. Bila larva telah pisah dari induknya, pakannya bisa diganti dengan kutu air besar. Namun, kualitas pakan itu harus di perhatikan, khususnya pakan dari alam supaya ikan terhindar dari penyakit. Diskus berumur sebulan atau lebih sudah dapat di beri pakan cacing sutera, cacing darah, atau jentik nyamuk. Bahkan peletpun dapat diserahkan pada umur dewasa.


  • Cara Pembesaran

Yakni sebagai berikut:

  1. Pindahkan anakan diskus berusia satu bulan dari induknya ke akuarium berukuran 120 X 50 X 50 Cm. Setelah besar pindahkan diskus ke akuarium yang lebih luas lagi.
  2. Agar tampak bagus, diskus usahakan ditempatkan di akuarium standar (induk 50 X 50 X 40 Cm dan anakan diskus 50 X100 X 35 Cm)
  3. Agar ikan diskus tetap hidup dengan baik, sediakan pakan alami laksana dapmia, cacing sutera, cacing super,jentik nyamuk, udang, dan sejenisnya. Diskus pun suka mengkonsumsi pakan produksi campuran dari jantung, hati, daging, udang, ikan, dan sayuran.

Sebaiknya, budidaya ikan diskus dilaksanakan secara kelompok. Budidaya secara kumpulan ini lebih efektif dan efisien. Budidaya secara kelompok pun memudahkan proses pemasaran dan penyaluran ikan hias.


  • Panen dan Pemasaran

Ukuran 4 cm atau berumur selama 3 bulan ikan diskus telah dapat di jual. Untuk mengalirkan produksi ikan hias ada tiga jenis pasar ikan hias, yakni pasar perniagaan besar (pengumpul), pasar eksportir, dan pasar pengecer/konsumen.

Pada pasar saudagar pegumpul bertemu petani ikan hias sebagai penjaja dan saudagar pengumpul sebagai pembeli. Dalam urusan ini terjadi hubungan dagang yang paling kuat sebab pedagang pengumpul aktif membina petani ikan hias dalam kiat budidaya dan pemasaran sampai-sampai petani harus memasarkan produknya untuk pedagang pengumpul yang membinanya.


Demikian Sekilas Mengulas Tentang 10 Cara Budidaya Ikan Discus dengan Baik dan Benar Bagi Pemula

Semoga Bermanfaat yang Disampaikan. Terima Kasih…!!!


Baca Juga :