7 Cara Budidaya Ikan Sumatra Di Aquarium yang Wajib Diketahui

Hello guys, selamat datang website MbahGuru Indonesia. Saya akan berbincang-bincang tentang “Cara Budidaya Ikan Sumatra“. Berikut ulasannya secara lengkap dibawah ini:

Cara-Budidaya-Ikan-Sumatra

Ikan Sumatra ialah sejenis ikan kecil anggota suku Cyprinidae anak-suku Cyprininae. Nama tersebut ialah nama perdagangannya sebagai ikan hias. Dalam bahasa Inggris, ikan ini dikenal sebagai sumatra barb atau tiger barb.


Cara Budidaya Ikan Sumatra

Berikut inilah ini terdapat sejumlah teknik budidaya ikan sumatra, terdiri atas:


  • Pemerian

Ikan yang berukuran kecil, dengan panjang total (beserta ekor) menjangkau 70mm. Tubuh berwarna kekuningan dengan empat pita tegak

Sekitar mulutnya, sirip perut dan ekor berwarna kemerahan. Sirip punggung dan sirip dubur berwarna hitam, tetapi warna hitam pada sirip punggung diberi batas oleh garis merah. Jenis yang diperdagangkan, di samping yang berwarna kekuningan, terdapat pula pribadi yang kemerahan, kehijauan dan albino.

Jenis yang berwarna kehijauan, yang sebetulnya ialah gejala melanisme pada ikan sumatra, dan yang berwarna albino adalahhasil dari pembiakan selektif dalam penangkaran untuk menambah nilai jual ikan ini.


  • Persiapan Pemijahan

berwarna gelap, pita yang kesatu melalui mata dan yang terakhir pada pangkal ekor. Gurat sisi tak sempurna, 22-25 buah dengan melulu 8-9 sisik terdepan yang berpori. Batang ekor dikelilingi 12 sisik. Tinggi tubuh sekitar separuh kali panjang standar (tanpa ekor).

Ikan dewasa Panjangnya dapat mencapai 6 cm bisa dipijahkan secara massal atau berpasangan pada lokasi yang tidak terlampau luas. Tempat pemijahan berupa bak semen atau akuarium dilengkapi dengan substrat atau tumbuhan air sebagai lokasi menempelkan telur.

Toleransinya terhadap suhu , yakni sekitar 20-60oC, pH netral hingga basa. Suhu optimal guna pemijahannya 25oC dan kesadahan rendah, tinggi air dalam bak lebih tidak cukup 30 cm, untuk menangkal jamur pada telur nanti usahakan air pada bak pemijahan diserahkan obat anti jamur atau methylene blue dengan fokus rendah.


  • Pemilihan Induk

Terdiri atas:

  1. Umur calon induk sama dengan 3 bulan atau lebih, panjang .
  2. Induk betina bila sudah matang kelamin perutnya membulat serta lembek andai diraba, warna tubuhnya biasa saja.
  3. Sebaliknya, ikan jantan lebih ramping dan warna tubuhnya mencolok. Ikan jantan yang sudah matang kelamin tidak jarang berubah warna.

  • Pemijahan Induk

Terdiri atas:

  1. Substrat atau Tanaman air hydrilla yang telah dibersihkan bersih dimasukan kedalam bak pemijahan. Induk hasil seleksi dicungkil sore hari dengan komparasi jantan dan betina 1 : 1.
  2. Pemijahan mulai terjadi malam atau pagi hari sebelum jam 10.
  3. Substrat atau Tanaman air sebagai lokasi menempel telur mesti dikontrol untuk memahami ikan telah bertelur atau belum.
  4. Hal ini paling penting sebab telur paling kecil dan berwarna jernih ,selesai pemijahan induk segera diciduk dan dialihkan ke lokasi lain, sementara telur yang menempel pada tumbuhan air tetap tidak dipedulikan pada bak pemijahan hingga menetas.
  5. Telur bakal menetas dalam masa-masa 2 hari. Paling lambat 3 hari.

  • Pemeliharaan larva

Terdiri atas:

  1. Pada minggu kesatu, larva diberi infusoria,rotifera atau kutu air saring sebab masih lemah, belum aktif, dan perangkat pencernaannya belum terbentuk sempurna.
  2. Memasuki minggu ke tiga, embrio sudah lebih powerful serta aktif makapakan telah dapat diperbanyak dengan pakan buatan. Pakan ekstra berupa tepung pelet halus atau cacing sutera dapat diserahkan sampai akhir pemeliharaan guna mempercepat perkembangan ikan usia 2 bulan ikan sudah dapat dipanen dan dipasarkan.

  • Pendederan

Pendederan ialah kegiatan pemeliharaan ikan Sumatera (Puntius tetrazona) ukuran tertentu dari hasil pekerjaan pembenihan sebelum dipelihara di lokasi pembesaran. Ukuran embrio ikan Sumatera yang dipelihara seringkali dari ukuran 1 inchi sampai mencapai ukuran 2-3 inchi.

Berdasarkan keterangan dari Yuan Lie (2007) empang pemeliharaan larva memakai bak semen berukuran 2 x 2 x 0,5 m. Kegiatan yang dilaksanakan dalam persiapan kolam dibuka dengan menyikat bak supaya sisa-sisa kotoran yang menempel menjadi lepas, kemudian dilaksanakan pengeringan empang dengan membuka drainase outlet dan memblokir saluran inlet hingga air dalam kolam terbit semua. Setelah tidak dipedulikan selama 2 hari, kolam dipenuhi air setinggi 30 cm dan drainase outlet diblokir dengan memakai tutup drainase atau saringan halus.

Kegiatan pemupukan dilaksanakan dengan memakai pupuk kandang sejumlah 2 kg, Urea dengan takaran 50 gr dan TSP dengan takaran 20 gr yang dimasukkan ke dalam karung dan ditaruh dibawah kucuran air masuk. Debit air yang masuk ditata sebesar 0,5 lt/dtk. Kegiatan pengapuran tidak dilaksanakan karena pengapuran bertujuan untuk menambah kesuburan dan pH tanah, sementara dasar empang terbuat dari semen.

Penebaran larva dilaksanakan pada pagi hari dan aklimatisasi terlebih dahulu dengan teknik merendam wadah berupa kantong plastik yang terisi larva sekitar 15 menit dan dimasukkan air empang secara bertahap sampai-sampai suhu di dalam wadah sama dengan suhu di dalam empang dan larva akan terbit dengan sendirinya.

Untuk mengayomi larva dari sinar matahari, empang pemeliharaan diserahkan enceng gondok secukupnya. Pengelolaan kualitas air dengan pengasingan enceng gondok dan pembersihan sampah-sampah dan saldo metabolisme dengan memakai serokan.


  • Pemeliharaan di akuarium

Berdasarkan keterangan dari Syaiful Akbar (2009) ikan sumatra senang berenang bergerombol. Bila dipelihara dalam jumlah kecil, tidak cukup dari 5 ekor, ikan ini bisa menjadi agresif dan mengganggu ikan-ikan yang lain. Ikan-ikan yang lemah dan tidak cukup gesit bisa menjadi paling menderita dampak gigitan ikan sumatra yang dominan, yang khususnya akan menyerang sirip-siripnya. Dalam kumpulan yang besar, agresivitas ikan ini bisa terkendalikan.

Tangkas dan berenang cepat, ikan sumatra bisa dipelihara bercampur dengan ikan-ikan yang sama gesitnya laksana ikan-ikan platis, kerabat lele, atau kerabat ikan macan (Chromobotia macracanthus). Sebaiknya akuarium dipenuhi pula dengan tumbuh-tumbuhan air sebagai lokasinya bermain-main. Ikan sumatra mempunyai sifat omnivora, bisa diberi makanan kering (buatan) atau mangsa hidup laksana cacing, kutu air atau jentik-jentik nyamuk. Ikan ini bisa dibiakkan di dalam akuarium.

Ikan sumatra betina menerbitkan antara 150-200 butir sekali bertelur, yang disebarkan salah satu tumbuh-tumbuhan air. Telur bakal menetas sesudah 24 jam, dan anak-anak ikan mulai tampak aktif sesudah 3 hari. Sebagai pakan anak ikan pada minggu-minggu kesatu dapat dipakai udang renik.


Demikian Sekilas Mengulas Tentang 7 Cara Budidaya Ikan Sumatra Di Aquarium yang Wajib Diketahui

Semoga Bermanfaat yang Disampaikan. Terima Kasih…!!!


Baca Juga :


Jangan Lupa Share Guys …!!!